Geng MENUR Sebagian Dari Rentetan Geng Di Surabaya

SURABAYA,mphnews.com – Eksistensi geng di metropolis belum hilang. Geng Menur menjadi contoh terakhir. Sembilan anggotanya diamankan di Jalan Menur Pumpungan Senin malam (3/2). Mereka kedapatan membawa senjata tajam (sajam) yang diduga disiapkan untuk tawuran.

Fenomena itu mendapat perhatian dari kepolisian. Satintelkam Polrestabes Surabaya, misalnya. Mereka turun tangan Memetakan kelompok yang rawan berulah. ’’Deteksi dini sebenarnya sudah lama dilakukan. Hanya, lebih ditingkatkan karena akhir-akhir ini kembali ramai di masyarakat,” kata Kasatintelkam Polrestabes Surabaya AKBP Wimboko kemarin (5/2).

Dia menjelaskan, pihaknya sudah menerapkan beberapa langkah untuk mengantisipasi adanya geng yang berulah. Di antaranya, melakukan pendekatan sosial. Memantau tempat-tempat yang terindikasi sebagai markas geng. ’’Mereka itu pindah-pindah,” jelasnya.

Menurut analisisnya, dalam sebuah geng tidak ada yang didaulat secara resmi sebagai pemimpin. Wimboko menyebut anggota geng bergerak hanya karena dorongan rasa solidaritas. ’’Merasa satu sama lain harus melindungi saja,” tuturnya. ’’Kebanyakan anak putus sekolah. Meski, memang ada yang masih bersekolah,” sambungnya.



Secara terpisah, Kapolsek Sukolilo Kompol Bunari mengatakan, sembilan anggota Geng Menur saat ini mendapat penanganan dari Pemkot Surabaya. Pihaknya sedang mendalami apa sebenarnya maksud mereka membentuk geng tersebut. ’’Dugaan motif sepele. Mungkin saling ejek. Kasus ini pun merebak akhir-akhir ini. Di awal 2020,” ujarnya.


Berdasar catatan kepolisian, ada dua kali penangkapan terhadap remaja yang diduga terlibat dalam Geng Menur. ’’Pertama, kami lakukan dua minggu lalu. Hanya satu orang yang berhasil kami amankan. Terakhir ya pada Senin malam,” tuturnya.

Untuk penangkapan pertama, Bunari tidak memerinci siapa dan berapa umur anak tersebut. Namun, dia mengatakan bahwa si anak membawa senjata berupa pisau. ’’Walaupun dalam pengakuan bukan miliknya,” lanjut perwira dengan satu melati di pundak itu.



Dia menjelaskan, terbentuknya geng tersebut berawal dari perkumpulan di sebuah warung kopi. Lalu, mereka membuat grup chatting di WhatsApp. ’’Mereka lebih intens berkomunikasi di situ,” tambahnya.

Setelah grup tersebut terbentuk, anggota geng itu berkumpul di Jalan Menur Pumpungan. Dugaannya, mereka hendak menyerang kelompok lain. Namun, upaya itu bisa digagalkan. ’’Kami langsung memeriksa ponsel mereka masing-masing,” ungkapnya.

Ternyata, ada seorang remaja yang menyimpan video bernada provokatif ke kelompok tertentu. Intinya hendak menantang kelompok tersebut. ’’Jadi, dari situ kami berkeyakinan sasaran geng ini ke sana,” tambahnya.

Bunari mengatakan akan terus mendalami kasus tersebut. Salah satu upaya yang ditempuh adalah melacak anggota yang mungkin terlibat. Menurut dia, langkah yang tepat saat ini adalah melakukan pencegahan. Pihaknya sudah memonitor titik rawan daerah Sukolilo. ’’Intel, sabhara, dan reskrim dikerahkan,” ungkapnya.


Anggota, kata dia, akan disebar di kelurahan yang ada di Sukolilo. Mereka juga memfokuskan diri ke area sekitar Menur. ’’Kami juga berkoordinasi dengan pihak kecamatan, kelurahan, dan satpol PP supaya bisa memonitor kelompok-kelompok serupa. Lebih banyak elemen kan lebih bagus,” tuturnya.

Bunari pun meminta para orang tua untuk meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak mereka. Terutama dalam hal pertemanan. ’’Mereka bisa mengecek dengan siapa sang anak berteman. Latar belakang temannya itu juga harus diketahui,” kata dia.

Bagaimanapun, kelalaian orang tua membiarkan anaknya salah bergaul bisa berakibat fatal bagi masa depan anak itu sendiri. ’’Apalagi, mereka sudah mengenal senjata. Ini sangat berbahaya,” tambahnya.

Plh Kapolsek Kenjeran Kompol Ariyanto Agus mengungkapkan, maraknya aksi tawuran antargeng menuntut pihaknya meningkatkan kewaspadaan. Apalagi, area Jembatan Suramadu merupakan salah satu titik rawan terjadinya kriminalitas.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, polisi melibatkan beberapa kelompok. Termasuk suporter sepak bola. Mereka diajak untuk turut menjaga Surabaya. Terutama di wilayah hukumnya, salah satunya di sepanjang area Jembatan Suramadu.

Jika mengetahui adanya perkumpulan pemuda yang terindikasi terlibat tawuran, mereka harus segera melaporkan ke pihaknya. Meski dilibatkan untuk menjaga keamanan, mereka tetap tidak diperbolehkan melakukan cara yang melanggar hukum.

Berita ini telah dilansir infosurabaya.id dengan judul "Pantau Ketat Markas Gangster Surabaya".




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keputusan Tegas Dari Ketua KPK Tentang Pembebasan Napi Koruptor

Petinggi AD Terlibat Affair Dengan Istri Rekanannya